Review Film Dilan 1991, Ego Cewek VS Ego Cowok

Dulu kita masih remaja...
Usia anak sma...
Di sekolah kita berjumpa...

Menurut Saya, penggalan lirik lagu tersebut, adalah seper-empat dari seper-empat isi hati curhatan Milea. Sebelum menulis ini saya sudah menonton film Dilan 1991 dan membaca Buku Novel 1991.



Sesuai dengan isi novel Dilan 1991, Film Dilan 1991 ini memang tidak Happy Ending, tapi tenang dulu buat Anda para penggemar Dilan & Milea. Mereka akan hadir di film Milea (Suara dari Dilan). 

Balik bahas film Dilan 1991 - Setelah mereka resmi bepacaran, Dilan & Milea seakan menjadi pasangan yang paling bahagia di kota Bandung. Tapi, banyak ujian yang mereka harus jalani setelah ini. Selain itu beberapa tokoh baru mulai bermunculan, membuat cerita dalam film ini berkembang.

Dari kiri : Bi Eem, Akew, Dilan

Mulai dari tokoh dari sepupu (laki-laki) dari Milea, Akew (teman geng Dilan), Burhan (Ketua Geng Motor), sedikit cerita bahwa Dilan membeli motornya dari Burhan dengan harga yang sangat murah. Porsi akting Bunda Dilan juga terlihat lebih banyak dari sebelumnya.

Sekali lagi, untuk visualisasi cerita dari novel ke film, Dilan 1991 membuatnya sangat baik. Namun, seperti suasana BIP (Bandung Indah Plaza), msih terlihat agak modern dan terlihat kurang jadul.

CINEMATOPGRAPHY 7/10


Pada saat scene ini "Penaklukan" dimana Dilan membawa 18 orang teman-teman geng motornya untuk merayakan hari jadi mereka. Dan yang lebih untiknya lagi, perayaan ini dilakukan di Rumah Milea dan dihadapan Kang Adi, mampu lo kang Adi, hahahah....

Dilan 1991 memberikan suasana bandung di tahun 1990 - 1991 yang ciamik, walau masih sulit menyulap beberapa sudut, dan yang membuat saya penasaran adalah Dago Tae House. Tempat dimana Dilan, Bunda dan Milea bicara 6 mata. 

Dago Tea  House adalah salah satu bangunan tua di Bandung yang terletak di sebelah utara Kota Bandung. Di masa kolonial, tmpat ini berfungsi sebagai tempat minum teh dan restauran pada umumnya. 

AKTING 8/10 


Sumbuer : https://www.kangibay.net

Tingkat akting yang paling sulit menurut saya adalah Milea (Vanesha Prescilla) yang harus turun naik emosi dalam film ini, kadang nangis dan tertawa, tapi lebih banyak nangis, akting nangis itu nggak maen-maen lho.. itu hal sulit yang harus dilakukan, dibanding akting pura-pura gila. 

SOUND 9/10 

Didalam bioskop sangat terasa soundnya disajikan dengan sangat baik. Musik yang di sajikan sesuai dengan emosi yang ditayangkan, jadi kalau anda nonton film ini tanpa membaca dulu novelnya, dijamin jadi bakalan baper 500%. Saya ingat waktu baca novel Dilan 1991, seakan saya mau bilang ke Ayah (Pidi Baiq), "Ayah, kamu menulis buku ini dengan sangat kejam!".


***

CERITA 10/10


Dilan 1991 telah sukses menyayat, mengobrak-abrik, para penonton. Beberapa penonton apalagi yang cewek sudah berlinang air mata saat keluar dari bioskop. Untung saya sudah baca duluan novelnya, jadi nggak mewek lagi... eheeemm!. Ingat, tidak semua film harus Happy Ending. 


Namun, jangan nonton sampai disini. Kita harus menyimak film selanjutnya yang diangkat dari Novel ke-3, yaitu "Milea (Suara dari Dilan)". Jadi, disini kita akan menyimak 2 cerita yang behubungan ini dari perspektif dan sudut pandang Dilan.  Kita akan menyimak bagaiman 3 cerita novel ini bersinergi. 

***
Selamat untuk film Dilan 1991 yang di hari ke-3 penayangannya sudah mencapai 2juta penonton! Wow! Angka penonton yang fantastis di tahun 2019 ini! Semoga sukses tuk film selanjutnya. Good job tuk tim MAX PICTURES! 

Jadi untuk keseluruhan! Film Dilan 1991 saya kasih nilai 8/10! 

Posting Komentar

0 Komentar