Warkop DKI Reborn 3, Ceritanya sangat Liar



***


Sebenarnya, saya tidak perlu lagi terangkan siapa2 nama pemerannya. Cuma kita langsung saja ya, untuk bahasa film ini, karena udah lama rasanya saya ingin nulis ini, semenjak habis menonton film Warkop DKI Reborn.

Cerita 5/10

Dari segi cerita, ini lucunya 30% persen, selebihnya gagal punchline dan garing. Menurut saya di tahun 2019, sangat riskan untuk membawa lelucon dan banyolan pada tahun 80an atau 90an. Bukan saya mengatakannya itu nggak zaman. Ini karena, para masyarakat sudah banyak mendapatkan sumber hal-hal lucu. Kalau dulu kan beda, masyarakat mencari hiburan komedi hanya lewat tipi, nah kalo sekarang masyarakat bisa searching sendiri lewat sosmed. Jadi leluconnya juga harus mengikuti zaman, ya walaupun ada beberapa lelucon ala-ala warkop yang harus di lestarikan. 

Akting 7/10

Untuk akting, saya tidak banyak jelaskan sepertinya. Karena film ini dirusak sama alur cerita yang liar, lompat dan tidak rapi. Saya acungi jempol untuk Aliando saja, yang memerankan Alm. Dono dengan sangat serius. Ini tidak mudah, mempelajari gerak dan bahasa tubuh Dono saat ia tampil di film. Selain itu, yang lain ok ok saja, tidak ada yang spesial.

Cinematografi 8/10


Selain di Indonesia, Maroko menjadi tempat syuting film "Warkop DKI Reborn" ini. Rako Prijanto, selaku sutradara pun juga menjelaskan Maroko memilki banyak persamaan salah satunya, cara berpakaian yang sesuai dengan suasana film ini.

Bahkan, terpilihnya Maroko menjadi tantangan bagi para tim produksi termasuk para pemain. Seperti saat syuting di bulan puasa, mereka harus puasa lebih lama, dan juga suhu panas yang mencapai 48 derajat. Saking panasnya sampai mengganggu konsentrasi pemainnya lho.

Menurut saya, yang membuat film ini tidak dikemas begitu rapi, seperti film sebelumnya adalah penonton tidak diberi tahu bahwa film ini dibagi 2. Jadi setelah film Warkop DKI Reborn 3 habis, penonton dan termasuk saya, rasanya kecewa berat.


Dan untuk Skor Warkop DKI Reborn 3 adalah:




Posting Komentar

0 Komentar