Sudah hampir setahun lalu sejak Warkop DKI Reborn rilis di kancah perfilman Indonesia, film yang film yang dibuat untuk melestarikan grup lawak legenda Indonesia ini berhasil menasbihkan diri sebagai film paling laris sepanjang masa indonesia hingga di tonton sampai 5 penonton!
Lalu bagaimana dengan Part 2 ???? yang baru rilis minggu lalu
Langsung saja,
di part 2 ini adalah bagian ke-2 dari cerita tentang tiga polisi (alias Chip) yang wajib membayar ganti rugi akibat ulah mereka sendiri, yang sebagian
besar unsur komedinya adalah hasil daur ulang dari film-film versi jadul Warkop dulu, sebagian lagi datang dari the real Indro Warkop
yang tampil pake kostum konyol. Lalu kita di paksa untuk untuk duduk
di bioskop, nyatetin setiap kebodohan dan kekonyolan yang muncul di layar bioskop. jujur enggak sabar
hati ini ingin mencemooh semua ke-absurd-an akan keterpaksaan setiap scene komedi yang di tampilkan, Karena kita bahkan kalian akan menemukan banyak ke-absurd-an itu, sebab film ini memang diniatkan untuk
penuh oleh kekonyolan. Malahan saya heran, kenapa orang-orang masih
memerlukan review untuk film-film komedi konyol seperti ini.
Jadi saya akan menyimpulkan dengan cara yang sederhana terlebih dahulu.
Jika kalian ingin cari
jawaban apakah Warkop Reborn Part 2 ini adalah film yang bagus? maka
jawabannya adalah
enggak.
Tapi jika kalian mampir ke bioskop bareng teman ataupun keluarga untuk mengisi akhir pekan, film ini pantas untuk ditonton,
(c)kapanlagi.com |
Warkop DKI Reborn : Part 2 ini sedikit lebih berisi, sebab kita langsung tahu apa
motivasi Dono, Kasino, Indro.
Mereka tidak sekedar traveling melakukan
hal-hal mindless. Membuka film dengan persis serial tv jadul, literally dengan tulisan “episode sebelumnya” disertai cuplikan film sebelumnya tapi tidak keseluruhan adegan Part 1, melainkan menegaskan bahwa Warkop DKI
Reborn: Jangkring Boss memang memperlakukan Part 1 sebagai babak
perkenalan.
apa mereka tidak bisa mengemasnya menjadi satu film aja?
Bukannya narasi jadi lebih efektif?
Tentu bisa, untuk kedua
pertanyaan tadi. tapi saya pikir kita sudah sama-sama tau alasan di balik
mereka malah memutuskan untuk membuatnya menjadi dua.
Jadi, Dono,
Kasino, Indro, dan rekan wanita mereka Sophie terlantar di Malaysia, tas
berisi harta karun yang mereka bawa ketuker sama tas seorang wanita berbaju merah. Sebelum mereka bisa mencari harta karun, mereka harus
menemukan wanita baju merah tersebut. Dari mencari wanita di pantai (come on tak ada Warkop tanpa pantai!),
pencarian mereka berlanjut ke
belantara pulau paling barat Malaysia yang penuh oleh misteri dan twist (bukan Anggy Umbara jika tanpa twist heboh!)
(c)kapanlagi.com |
Tidak banyak perubahan dari segi penampilan. Vino G. Bastian, Abimana Aryasatya, dan Tora Sudiro
masih berusaha untuk tampil semirip mungkin dengan persona orisinal
yang mereka perankan.
Namun begitu, kali ini trio Warkop modern
diberikan banyak momen untuk bersenang-senang dengan karakter yang mereka perankan. Paruh awal film memancing kebodoran dari mereka sendiri yang merespon terhadap lingkungan sekitar yang asing, anak Jakarta
yang plesir ke Malaysia. Pada bagian ini, jujur saya anggap jokenya
enggak tanggung-tanggung, Anggy Umbara terus mendorong batas
sekonyol-konyolnya mereka bertiga. Kita melihat Kasino tumbuh payudara, manusia yang
berubah menjadi dispenser, dan banyak lagi hal-hal gila semacam itu. saya
suka joke wajah di pintu
(c)kapanlagi.com |
karena film mengambil waktu dengan mengedepankan sisi full komedi.
Enggak sekedar nunjukin betapa kocaknya orang kejedot pintu
sampai-sampai wajahnya tercetak. Efek komputer yang dipake masih
terlihat kasar, apalagi yang bagian di pantai
tokoh yang kerap "breaking the fourth wall" atau istilahnya bicara ke kamera dan nge - MASH UP ulang scene-scene dari film warkop jadul. Kasino bahkan benar-benar ngomong ke kita bahwa punchline yang dia pake “nyuri dari film dulu”.
Kali ini mereka mengambil banyak bagian dari film Warkop paling saya favoritkan; Setan Kredit. Separoh bagian akhir adalah tentang Warkop keliaran di hutan, nyasar di pulau penuh hantu (pocong pake bahasa Indonesia, kan dia dari Malaysia?), mereka memaksa
adegan Indro berantem dengan pocong. Kita juga dapat bagian kocak
antara Dono dengan Kuntilanak yang tergantung. Bagian Kasino ribut ama
pohon, dia pakek jurus-jurus sableng film ini pun ada unsur horornya. Akan tetapi,
tone cerita enggak terlalu berantem. Cerita selalu diarahkan untuk
menjadi maha konyol. Ketika kita nonton film ini, fokus kita bukan lagi pada
seberapa bagus, melainkan seberapa ‘ajaib’ mereka mengolah materi.
(c)kapanlagi.com |
Saya suka pada apa yang mereka lakukan terhadap kata “Jangrik, Boss!”
Twist di akhir cerita merupakan permainan kata yang menarik, dan memberikan arti yang lebih terhadap judulnya. separuh terakhir film lebih seru dan kocak dibandingkan bagian
awal. setelah twist,
peran Indro Warkop yang asli menjadi lebih menonjol, dan kita akan
mengerti peraturan yang berlaku dalam dunia film ini.
Part 2 memang lebih bagus dan seru, namun tidak benar-benar lebih bagus dari
Part 1.
Pada Part 1 kita melihat film memperkenalkan trio Warkop yang
baru. Walaupun karakternya enggak terlalu menonjol dan part 1 adalah awal perkenalan tokoh, kita bisa melihat film
berusaha mengumpulkan narasi dari campuran film-film Warkop yang jadul.
Ketika ada yang lucu, maka hal tersebut datang dari tokoh Warkop itu sendiri, di
mana mereka berusaha untuk memperkenalkan bahwa tokoh versi yang modern ini enggak kalah lucu. Sedangkan pada Part 2, dunia merekalah yang lucu. maksud saya adalah tokoh-tokoh mereka ditempatkan di dunia, di situasi yang tidak mereka
tahu; di Malaysia, di hutan, di sarang penjahat yang pasukannya wanita semua, di dunia film. Dan ini seperti membuat mereka tidak lebih lucu
dibanding dunia tersebut.
Merasa gak cukup dengan mengandalkan film Warkop
jadul, Part 2 juga balik ke film-film jadul Indonesia yang lain hanya
supaya semakin lucu didalam setiap jokenya. Kita butuh lebih untuk melihat lebih banyak adegan seperti nyanyian legendaris
Andeca Andeci di mana para tokoh bersenang-senang dan menjadi diri mereka sendiri dengan mengedepankan interaksi mereka. Namun hayalan itu buyar ketika tak lama setelah itu, kita dapat adegan Kasino
bermimpi mereka bertiga lagi chicken dance. Bagian tersebut entah-dari-mana, gak perlu, dan enggak benar-benar lucu.
Tapi bagaimanapun kita dibuat tertawa sepanjang
durasi. Dengan banyak Scene, film ini bukan hanya sebatas
melestarikan Warkop dulu, film-film klasik Indonesia pun turut serta
diperkenalkan kembali lewat komedi, dan sebagai penutup saya ambil kata-kata dari jargon Film ini
"Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang"
0 Komentar