Kalo ngebahas film horror Indonesia, sebagian besar yang terpintas di pikiran saya adalah pamer "Ka eF Ce.." alias jual paha, dada.. paha, dada.. ya begitulah... hahaha.
Salah satu film yang horror Indonesia yang lagi hot di perbincangan para movie mania, adalah film "Ruqyah: the Exorcism" karya dari sutradara Jose Poernomo. Baiklah langsung saja kita bahas dan kupas tuntas filmnya, bagi teman-teman yang belum nonton atau yang sudah nonton, yuk kita simak reviewnya berikut ini.
[Review] Ruqyah: The Exorcism, "Jangan Main-main sama jin" |
Diperankan oleh:
- Celine Evangelista sebagai Asha.
- Evan Sanders sebagai Mahisa.
- Hikmal Nasution sebagai Kelvin.
- Mega Carefansa sebagai Ibu Asha.
- Alfie Alfandy sebagai Ustad.
- Zahra Jasmine sebagai Cynthia.
- Torro Margens sebagai Paranormal.
- Vinnia Kuntadi sebagai Jannet.
Sinopsis Cerita
Pada pertengahan tahun 2012, Mahisa (Evan Sanders) bertemu dengan Asha (Celine Evangelista) seorang artis cantik yang merasa diganggu oleh makhluk halus. Mahisa pun turut membantu Asha yang ingin lepas dari gangguan aneh itu. Mahisa lalu berkonsultasi kepada seorang ustad kenamaan, ia mencoba melakukan ruqyah untuk membersihkan Asha. Ternyata Asha sudah diisi oleh seseorang untuk "pemikat", seperti membuat seorang jatuh cinta padanya, lalu seseorang yang sudah terpikat dengan Asha akan memberikan apa saja untuk Asha, baik berbentuk uang, barang bahkan ketenaran. Tapi dibalik itu semua ada imbalan untuk jin tersebut.
Penyampaian Cerita Film
Diawal film, ini, kita akan disungguhkan cerita Mahisa (Evan Sanders) pada tahun 2008, seorang wartawan lepas sedang berada di sebuah hutan. Mahisa melihat sosok perempuan yang berteriak sambil meronta-ronta. Hal ini tentunya menjadi rasa penasaran bagi Mahisa, sontak terkejut langsung tiba-tiba wanita itu diburu warga. Kejadian ini ternyata ada kaitannya dengan gangguan yang dialami Asha.
Memang semua orang bisa melakukan Ruqyah, tapi bukan hal mudah untuk melakukan, itu POINT yang saya tangkap dari film ini. Maksudnya begini, dalam film ini sepertinya jin yang masuki Asha adalah jin tingkat tinggi. Saat Mahisa melakukan Ruqyah dan membaca ayat-ayat Al-Quran untuk menyerang jin yang merasuki Asha, jin tersebut melakukan banyak perlawanan. Saat itu juga, Mahisa malah di tangkap oleh polisi, Mahisa tertunduk tidak melakukan perlawanan. Perintah penangkapan ini dilakukan ibu Asha dan Pacar Archa (Seorang lelaki yang sudah beristri).
Sinematografi
Dari sisi pengambilan gambar, film Ruqyah menampilkan banyak tempat lokasi perkotaan dan Apartemen mewah. Sisanya? Adalah hutan, rumah sakit dan gedung kosong, tapi untuk anglenya bisa dikategorikan baik. Mulai dari dialog antar pemeran, adegan kerasukan, dan track pemainnya, serta tidak ketinggalan shot menggunakan drone. Akan menjadi nilai plus tersendiri bagi film yang memakai drone saat shooting, ini pendapat saya.
Audio Film
Tentunya menjadi kunci sukses yang sangat spesial dalam meracik bumbu "Audio" dalam film horror, agar penonton merasakan "Jumpscarer" dari film tersebut. Nah, dalam film Ruqyah, bagi saya sudah sangat baik. Tidak terlalu over dalam penyusunan Audio, tidak seperti film sebelah yang saya tonton sebelumnya, yaitu "Hantu Jeruk Nipis". Didalam bioskop saya mencoba menebak semua audio yang muncul, dengan rumus 1, 2, 3 (jumpscarer) atau 1, 2, 3 (lost jumpscarer) 1, 2 (jump scarer). Intinya Jumpscarer + audio = booom!
Akhir Cerita Film
Untuk akhir cerita film, saya kurang sreg. Ya, walaupun akhirnya Asha dibawa ketempat Ruqyah yang tepat. Namun, bagi saya "Saya sangat kurang puas" karena ENDING CERITA yang hanya menyuguhkan gambar dan beserta teks yang beruliskan kira-kira seperti ini:
+++++++++++
Klimaks Cerita FilmMemang semua orang bisa melakukan Ruqyah, tapi bukan hal mudah untuk melakukan, itu POINT yang saya tangkap dari film ini. Maksudnya begini, dalam film ini sepertinya jin yang masuki Asha adalah jin tingkat tinggi. Saat Mahisa melakukan Ruqyah dan membaca ayat-ayat Al-Quran untuk menyerang jin yang merasuki Asha, jin tersebut melakukan banyak perlawanan. Saat itu juga, Mahisa malah di tangkap oleh polisi, Mahisa tertunduk tidak melakukan perlawanan. Perintah penangkapan ini dilakukan ibu Asha dan Pacar Archa (Seorang lelaki yang sudah beristri).
Sinematografi
Mahisa konsultasi dengan ustad |
Asha jadi Spiderman? Ya bukanlah... |
Asha lagi sakit kepala, bukan! Ini Asha lagi diganggu sama jin |
Audio Film
Tentunya menjadi kunci sukses yang sangat spesial dalam meracik bumbu "Audio" dalam film horror, agar penonton merasakan "Jumpscarer" dari film tersebut. Nah, dalam film Ruqyah, bagi saya sudah sangat baik. Tidak terlalu over dalam penyusunan Audio, tidak seperti film sebelah yang saya tonton sebelumnya, yaitu "Hantu Jeruk Nipis". Didalam bioskop saya mencoba menebak semua audio yang muncul, dengan rumus 1, 2, 3 (jumpscarer) atau 1, 2, 3 (lost jumpscarer) 1, 2 (jump scarer). Intinya Jumpscarer + audio = booom!
Akhir Cerita Film
Untuk akhir cerita film, saya kurang sreg. Ya, walaupun akhirnya Asha dibawa ketempat Ruqyah yang tepat. Namun, bagi saya "Saya sangat kurang puas" karena ENDING CERITA yang hanya menyuguhkan gambar dan beserta teks yang beruliskan kira-kira seperti ini:
Alhamdulilah semenjak saya di Ruqyah, hidup saya aman dan tenang .... bla bla blaWatdefffff... Saya pikir ending cerita macam apa ini? Kok kayak klinik tongtong? Tapi jangan berfikiran negatif dulu, karena di akhir kredit tittle akan ada adegan tambahan yang seolah-olah akan ada lanjutan untuk film Ruqyah.
0 Komentar